Keselamatan Kerja di Laboratorium


Jenis-jenis Bahaya Di Laboratorium
Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah :
a)      Kebakaran
Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang terbakar
2.      Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
3.      Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
4.      Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium.
Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
1.        Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B, C, dan D.
2.        Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C
3.        Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A, B,  dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
a)         Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung natrium atau kalium karbonat
b)        Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung ammonium fosfat
4.      Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
5.        Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung individu (personal protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.
b)     Ledakan
sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
c)      Keracunan
Akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat. Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu yang lama, akibat penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh menghirup udara benzene, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah.
d)     Iritasi
yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll.
e)      Sengatan listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
a)    Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.]
b)   Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari peralatan.
c)    Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.
d)   Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.
e)    Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
f)    Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
g)   Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.
h)   Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.
f)       Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.
g)   Kebisingan
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja.
Laboratorium menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium maupun dari luar laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tapi beberapa resiko bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium itu berada, atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum
h)     Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Ada banyak jenis kejadian skala besar dan situasi sensitif  yang bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga sampai ketingkat operasional perusahaan,misalnya : Kebakaran, Banjir, Gempa Bumi, Pemadaman Listrik, Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya, Peneliti atau penelitian berbau politis atau kontroversi, Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium, Hilangnya data atau sistem computer.
i)        Pelanggaran Keamanan
Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi:
a)      Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi
b)      Pencurian atau penyalah gunaan bahan kimia untuk kegiatan ilegal
c)      Pelepasan bahan kimia berbahaya secara sengaja atau tidak
d)     Eksperimentasi laboratorium secara tidak sah
j)       Bahaya Hayati 
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme.
Bahaya bahaya ini muncul biasanya muncul di laboratorium penelitian kimia dan penyakit menular, dan tidak menutup kemungkinan muncul di laboratorium mikrobiologi.
Penilaian resiko bahan hayati  berbahaya perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti : organisme yang dimanipulasi; perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut; aktifitas yang akan dilakukan dengan organisme tersebut.
k)     Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya.

Simbol-simbol Keamanan Di Laboratorium
Bahan-bahan kimia yang digunakan di laboratorium biasanya memiliki symbol-simbol yang terpasang dibagian luarnya. Symbol-simbol tersebut menunjukkan karakteristik dari bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Berikut ini beberapa symbol yang biasa terdapat pada bahan-bahan kimia
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah peraturan tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) Untuk klasifikasi pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang area dan aplikasi,dan tentu saja juga untuk lingkungan perlindungan konsumer dan kesehatan manusia. Bahan kimia berbahaya diberi lambang sebagai berikut Eksplosi meledak ( Meledak padan bahan tertentu ) Contoh: ammonium nitrat dan nitroselulos. Hindari benturan,gesekan ,loncatan,panas Toxic (beracun). Bahaya bagi keselamatan bila terisap, tertelan atau kontak dengan kulit,dan dapat mematikan. Contoh arsen triklorida dan merkuriklorida. Hindari kontak atau masuk kedalam tubuh. Segera berobat kedokter bila kemungkinkan keracunan zat yang mudah terbakar. Contoh butane ,propane, eter dan etanol. Hindari udara dan sumber api  zat yang secara spontan terbakar apabila terkena air. Contoh logam natrium Hindari udara dan sumber api  zat yang secara spontan terbakar. Contoh posfor,alumunium alkali fosfor. Hindari kontak dengan udara Oksidator zat yang dapat membakar zat lain atau penyebab timbulnya api. Contoh hydrogen peroksida dan kerusakan kecil pada tubuh atau iritasi terhadap kulit, mata, alat pernapasan. Contoh piridin amoniak dan benzyl klorida. Hindari kontak dengan tubuh atau penghirupan bendakimia bersifat radioaktif atau merusak jaringan atau tubuh manusia. Contoh asam sulfat dan fenol, hindari kontak dengan kulit dan mata.
Kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan sumber bahaya lainnya yang terjadi di laboratorium dapat di akibatkan oleh kesalahan teknik bekerjaBeberapa contoh yang behubungan dengan aspek ini adalah: banyak peralatan yang tidak di perlukan pada meja praktikum. Simpanla kelebihan peralatatersebut pada lemari alat. Mengarahkan tabung reaksi yang sudah dipanaskan kebadab atau keteman didekatnya. Melubangi sumber karet tanpa dibasahi dahulu dengan air, tanpa menggunakan lap, tanpa dibasahi air, dacara memegangpipa kacanya jauh dari permukaan karet memindahkan zat kebotol pereaksi bermutu kecil tanpa menggunakan corong dll.

DAFTAR PUSTAKA
Kadarohman, Asef.  2007. Management Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Agama Indonesia.
Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Yusa, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi, Kimia). Bandung : Grafindo Media Pratama.

Komentar

Postingan Populer