Pengelolaan Limbah Laboratorium


Pengertian Pengelolaan Limbah Laboratorium
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Limbah laboratorium dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar dan dapat menimbulkanmasalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah laboratorium dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Sampah dan limbah laboratorium adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan Laboratorium dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah laboratorium dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
Jenis – jenis limbah dan cara pengolahannya
Limbah Kimia
Alur kegiatan pengujian di laboratorium dimulai dari persiapan contoh sampai dengan pelaksanaan pengujian, memutuhkan bahan-bahan kimia utama dan pendukung. Jenis bahan kimia yang umum dipakai antara lain bahan kimia bersifat asam, basa, organik dan anorganik. Jenis asam-asam kuat yang digunakan seperti Asam Klorida (HCl), Asam Nitrat (HNO3), Asam Sulfat (H2SO4) dan lain-lain. Beberapa asam lemah yang biasa digunakan antara lain Asam Posfat (H3PO4), Asam Karboksilat (HCOOH) dan sebagainya. Jenis-jenis basa kuat yang umum digunakan seperti Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH). Kelompok bahan kimia anorganik meliputi berbagai jenis garam seperti Natrium Klorida (NaCl), Magnesium Klorida (MgCl2), Kalium Klorida (KCl), Merkuri Sulfat (MgSO4), Kalium Kromat (KcrO4), Kalium Bikromat (K2CrO7), Ferro Ammonium Sulfat (Fe(NH4SO4)2) dan berbagai jenis garam lainnya. Bahan kimia organik yang sering digunakan seperti jenis Alkohol, Aldehida, Aseton, senyawa Amina, Amida dan sebagainya. Jenis bahan kimia pendukung yang digunakan seperti deterjen sebagai bahan pembersih. Bahanbahan kimia tersebut di atas pada umumnya dibuang sehingga menghasilkan limbah yang kemudian dikenal dengan limbah laboratorium.
Pengolahan Limbah Cair yang Berasal dari Laboratorium Kimia Sekolah
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan yaitu pengolahan secara fisika, secara kimia dan secara biologi.
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan pengolahan secara fisika agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah 4 kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
             Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
             Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untukmenyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan 5 dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
            Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logamlogam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
            Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada 6 pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Limbah Kimia
1.      Labelisasi botol/wadah limbah.
2.      Tempat penyimpanan limbah
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tempat untuk menyimpan limbah, diantaranya:
·         Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering dilakukan.
·         Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang sering dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
·         Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat.  
  • Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.
3.      Kondisi tutup penutup wadah
Tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukkan limbah ke dalam botol. Jika dikhawatirkan terjadi tekanan yang kuat pada wadah, maka tutupnya agak dilonggarkan.
Jangan meninggalkan corong di wadah penyimpanan limbah. Corong yang digunakan pindah-pindah dari satu botol ke botol lain dapat menghasilkan gas atau ledakan, karena terjadi pencampuran limbah melalui corong yang tidak dicuci.
4.      Pemisahan tempat penyimpanan wadah
·         Penyimpanan asam dan basa dilakukan di tempat/lemari yang berbeda. Pastikan wadah tidak bocor, karena kebocoran wadah dapat menyebabkan reaksi yang hebat, sehingga menimbulkan gas beracun.
·         Pisahkan tempat penyimpanan limbah asam dan bahan organik.
·         Tidak melakukan pencampuran bahan kimia tidak kompatibel dalam satu wadah limbah. Misalnya, pencampuran antara asam nitrat dan etanol dapat membentuk senyawa yang mudah meledak.
5.      Penimbunan/pengolahan limbah
Idealnya, tidak lebih dari satu wadah untuk masing-masing jenis limbah berada di laboratorium. Jangan sampai ada empat wadah limbah organik dalam satu lab. Jika terjadi kebakaran, akan sangat berbahaya.
Limbah Fisika
Cara Pengelolaan limbah fiska :
1.      Tahap penyaringan (screening)
Merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan menggunakan sand filter dengan ukuran silica yang disesuaikan dengan bahan-bahan tersuspensi yang akan disaring.
2.      Proses pengendapan
Pada proses ini bisa dilakukan tanpa tambahan bahan kimia bila ukurannya sudah besar dan mudah mengendap tapi dalam kondisi tertentu dimana bahan-bahan terususpensi sulit diendapkan maka akan digunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam proses sedimentasi, pada proses ini akan terjadi pembentukan flok-flok dalam ukuran tertentu yang lebih besar sehingga mudah diendapkan pada proses yang menggunakan bahan kimia ini masih diperlukan pengkondisian pH untuk mendapatkan hasil yang optimal.
            Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah
3.      Proses filtrasi
Di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, M., 2008. Handout, Manajemen Laboratorium, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Said,Muhammad.2009. Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida  (PAC).Vol.1.No.2


Komentar

Postingan Populer