Jenis-jenis dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Laboratorium


Kecelakaan fisis dapat disebabkan olehtergelincir, tersandung,terjatuh, listrik, bising, getaran, radiasi, panas, dingin, dan api. Berikut adalah tabel yang memuat beberapa jenis sumber kecelakaan fisis dan efeknya terhadap kesehatan.
Jenis
Sumber
Efek
Pencegahan dan Tindakan
Bising
Mesin Bising
Gangguan pendengaran, stres
Gunakan pelindung telinga
Getaran tangan
Peralatan yang dipegang tangan
White finger, Hand- Arm Vibration Syndrome (HAVS)
Gunakan  bahan  peredam getaran
Lingkungan panas
Tungku, cuaca panas di lapangan terbuka
Kepanasan, pingsan
Gunakan pakaian longgar, minumlah banyak air walaupun tidak haus, beristirahatlah di tempat sejuk jika kepanasan, carilah bantuan medis jika terkena heat stroke
Lingkungan bertekanan tinggi
Tempat menyelam
Sakit otot dan persendian karena dekompresi, gangguan pernapasan dan telinga
Siapkan peralatan dan latihan yang memadai
Radiasi terionisasi
Peralatan sinar-X, nuklir, tambang uranium,
Sakit kena radiasi, kanker
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi, gunakan celemek, sarung tangan, pelindung radiasi dari timah
Radiasi tak terionisasi
Gelombang EM, cahaya, dan laser.
Bahan kimia tubuh tidak dapat menghasilkan ion
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi, gunakan pelindung yang disarankan, lakukan P3K dan carilah bantuan medis
Ultraviolet
Sinar matahari, Arc welding, Blacklight lamps, Germicidal lamps
Kanker kulit, kerusakan retina mata
gunakan pelindung UV
Cahaya, Laser
Laser, las
kerusakan retina mata
Janganlah mengarahkan mata kita pada laser
Gelombang mikro dan Frekuensi- radio (RF)
Oven MW, transmisi radio dan TV , radar, antena, telepon selular
Efek panas pada tubuh, kerusakan sistem saraf pusat
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat dengan sumber radiasi, gunakan pelindung yang memadai, pastikan bahwa peralatan tidak bocor
Sumber listrik PLN
Kabel transmisi listrik
Leukemia pada anak
Do not work or play under the power lines or near power distribution transformers.
Tergelincir, tersandung, dan terjatuh
Jalan yang licin, lantai tidak rata
Luka pada tubuh, patah tulang
Gunakan pengaman ketika bekerja di tempat tinggi, ikuti peraturan, jagalah lantai agar bersih dari benda yang menghalangi jalan dan dari tumpahan zat cair, bersihkan segera tumpahan zat cair
Api
Reaksi kimia, pemanas, pengapian, korsleting, listrik statik, gesekan
Luka bakar, terhirupnya gas beracun
Ikuti peraturan pencegahan, kebakaran, bunyikan alarm lalu tinggalkan gedung

Kecelakaan akibat bahan kimia dapat berupa keracunan akibat terhirupnya atau tertelannya, luka bakar pada mata dan kulit akibat terperciknya.
Sumber terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium:
1.         Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan prosesproses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
2.         Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3.         Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
4.         Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
5.         Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6.         Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7.         Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi seminimal mungkin jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung jawabnya. Berikut adalah orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap keamanan laboratorium:
1.         Lembaga atau staf laboratorium bertanggung jawab atas fasilitas laboratorium yaitu kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan laboratorium.
2.         Guru bertanggung jawab di dalam memberikan semua petunjuk yang diperlukan kepada siswa termasuk di dalamnya aspek keamanan.
3.         Siswa bertanggung jawab untuk mempelajari aspek kesehatan dan keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, baik yang digunakan maupun yang dihasilkan dari suatu reaksi, keselamatan dari teknik dan prosedur atau cara kerja yang akan dilakukannya. Dengan demikian siswa dapat menyusun peralatan dan mengikuti prosedur yang seharusnya, sehingga bahaya kecelakaan dapat dihindarkan atau dikurangi. Pertolongan pertama bukanlah seperangkat aturan tetapi merupakan kerangka pemikiran. Aturan-aturan akan membantu siswa mengembangkan sikap yang aman terhadap berbagai prosedur kerja dan bahan kimia berbahaya. Hal yang penting adalah agar siswa mengetahui aturan-aturan yang aman, bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, dan hal-hal yang perlu dilakukan agar bekerja dengan aman serta hal yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan.
Untuk meringankan korban kecelakaan sebelum menerima bantuan medis perlu dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Jenis alat-alat P3K dan fungsinya yang harus dimiliki oleh setiap laboratorium di antaranya adalah
1.         Kasa steril untuk menutupi luka yang telah dibersihkan
2.         Perban untuk membalut luka yang sudah ditutup dengan kasa steril
3.         Plester untuk merekatkan luka yang telah ditutupi dengan kasa atau perban
4.         Plester cepat (misalnya hansaplast, tensoplast) untuk menutupi luka kecil
5.         Kapas untuk membersihkan luka
6.         Kain segitiga atau mittelauntuk membalut luka pada kepala atau sebagai gendongan tangan yang cedera
7.         Gunting untuk menggunting perban, plester ataupun yang lainnya agar sesuai dengan ukuran yang diinginkan
8.         Peniti adalah untuk merapikan balutan
9.         Sarung tangan untuk melindungi tangan petugas P3K agar tidak terjadi kontak langsung dengan luka korban dan terhindar dari bahaya terkena bahan kimia
10.     Masker untuk melindungi pernafasan dari bahan yang berbahaya
11.     Pinset untuk mengambil alat steril atau benda asing (kotoran) pada luka
12.     Lampu senter untuk memperjelas dalam melihat luka atau pupil mata korban yang pingsan
13.     Gelas diperlukan untuk mencuci mata dari kotoran atau bahan kimia
14.     Kantong plastik untuk menampung bekas-bekas perawatan luka
15.     Aquades (dengan 100 ml larutan Saline) untuk membersihkan luka pada mata dan kulit
16.     Povidon Iodin adalah obat antiseptik untuk mengobati luka tersayat atau tergores yang tidak dalam
17.     Alkohol 70% sebagai antiseptik luka atau perangsang korban agar tersadar dari pingsan
18.     Obat-obatan antinyeri, antimulas, atau antialergi, norit, tetes mata, salep mata berantibiotik, salep sulfa, balsam
Tindakan untuk akibat dari kecelakaan fisis yang mungkin terjadi.
a)         Pingsan (sincope)
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi kaki ditinggikan
3.        Rangsanglah kesadaran korban dengan cara menepuk pipi, menggoyangkan bahu, memberi wewangian di depan hidungnya. Jika korban mau muntah, miringkan kepalanya.
4.        Longgarkan pakaian atau ikat pinggangnya
5.        Sekalah keringatnya di wajahnya dengan lap yang dibasahi air panas dan dingin secara bergantian
6.        Jika sudah pulih kesadarannya, tenangkan korban lalu berilah minum
7.        Jika dirasa perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
8.        Laporkan kepada petugas terkait
b)        Perdarahan
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi bagian yang berdarah ditinggikan
3.        Tekanlah bagian yang berdarah dengan kasa steril menggunakan jari tangan
4.        Tekan pula pembuluh nadi yang terletak di antara bagian yang berdarah dan jantung hingga perdarahan berkurang
5.        Bersihkan darahdan kotoran yang melekat dengan air hangat, lalu balutlah luka dengan perban
6.        Jika perdarahan berlangsung lebih dari 30 menit, carilah bantuan medis
7.        Laporkan kepada petugas terkait
c)         Luka bakar oleh api
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi bagian yang luka ditinggikan
3.        Siramkan air biasa padabagian yang luka hingga rasa sakit berkurang
4.        Jika ada bagian yang melepuh pecah, oleskan salep minyak ikan padanya
5.        Tutuplah luka dengan kasa steril, dan carilah bantuan medis jika luka bakarnya berat
6.        Laporkan kepada petugas terkait
Berikut adalah tindakan untuk kecelakaan bahan kimia yang mungkin terjadi saat bekerja di laboratorium.
a.         Keracunan gas
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Lentangkanlah korban di lantai datar
3.        Jika korban tidak bernafas, berilah bantuan pernapasan buatan dengan cara menekan dadanya atau melalui mulut atau bantuan oksigen
4.        Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
5.        Laporkan kepada pihak terkait
b.         Keracunan cairan
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Lentangkanlah korban di lantai datar
3.        Berilah minum 2 sampai 4 gelas air atau susu jika korban dalam keadaan sadar
4.        Usahakan agar korban dapat muntah kecuali jika tertelan minyak tanah, bensin, larutan asam atau basa
5.        Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
6.        Laporkan kepada pihak terkait
c.         Luka bakar pada mata
1.        Bawalah korban ke tempat yang aman
2.        Cucilah mata dengan air bersih, yang mengalir, paling sedikit selama 15 menit
3.        Cucilah mata dengan larutan 1 % Na2CO3 jika terkena larutan asam atau larutan 1 % asam borat jika terkena larutan basa menggunakan gelas pencuci mata
4.        Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
5.        Laporkan kepada pihak terkait
d.        Luka bakar pada kulit
1.    Terkena larutan asam
a)        Bawalah korban ke tempat yang aman
b)        Lepaskan pakaian yang terkena percikan bahan kimia
c)        Cucilah bagian yang luka dengan air bersih, yang mengalir, paling sedikit selama 15 menit
d)       Cucilah bagian yang luka dengan larutan 1 % Na2CO3 lalu keringkan
e)        Olesilah bagian yang luka dengan salep minyak ikan
f)         Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
g)        Laporkan kepada pihak terkait
2.    Terkena logam natrium atau kalium
a)        Bawalah korban ke tempat yang aman
b)        Bersihkan logam yang menempel pada bagian yang luka dan pakaian
c)        Cucilah bagian yang luka dengan air bersih, yang mengalir, paling sedikit selama 15 menit
d)       Cucilah bagian yang luka dengan larutan 1 % asam asetat lalu keringkan
e)        Olesilah bagian yang luka dengan salep minyak ikan
f)         Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
g)        Laporkan kepada pihak terkait
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam laboratorium, kita perlu melidungi diri. Menurut Ika Sulianti (2014:28) ada dua katagori Alat Pelindung Diri (APD), yaitu :
1.         APD yang selalu harus dipakai
-            Pelindung kepala (topi kerja/ helm)
-            Pelindung kaki (sepatu kerja)
-            Pelindung kulit (baju kerja)
2.         APD khusus
-            Pelindung tangan (sarung tangan)
-            Pelindung pernafasan (masker/respirator)
-            Pelindung mata (kacamata/ topeng)
-            Pencegah jatuh dari ketinggian (sabuk dan tali pengaman)
-            Pencegah kebisingan (penutup telinga)

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. A. 2004. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Aisworo, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi, Kimia). Bandung: Grafindo.
Nabila, N. A dan Mardiana. 2017. Faktor Prilaku Teknik Pemesinan. ISSN: 1477-362846.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium (Laboratory Safety Manual). Bandung: Prodi Fisika Insitut Teknologi Bandung.

Komentar

Postingan Populer