Visi dan Misi Laboratorium
VISI DAN MISI
LABORATORIUM
Visi merupakan suatu
pernyataan tentang tujuan organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan dan
produk yang ditawarkan dan dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa
mendatang, nilai-nilai suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan
kelompok masyarakat.
Visi laboratorium adalah
serangkaian kata-kata bahkan rangkaian kalimat mengungkapkan impian, cita-cita,
rencana, harapan sebuah laboratorium, yang ingin dicapai di masa mendatang.
Visi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan demi menjamin
kesuksesan dan kelestarian laboratorium jangka panjang. Dengan kata lain dapat
diekspresikan visi merupakan ‘want to be’ dari laboratorium.
Berikut ini
karakteristik visi yang efektif:
1.
Desirable (menarik),
2.
Imagible (dapat dibayangkan),
3.
Feasible (realistis dan dapat dicapai),
4.
Comumunicable (mudah dipahami),
5.
Flexible (responsif dan aspiratif
terhadap lingkungan),
6.
Focused (jelas)
Visi suatu laboratorium
adalah:
1. Pernyataan
mengenai maksud dan tujuan akhir dari dibangunnya laboratorium itu
2. Visi
ini menjangkaau jangka waktu ke depan yang panjang
3. Mencakup
kondisi ideal yang diinginkan di masa depan
4. Tidak
menenkankan kondisi fisiknya, tetapi fungsi-fungsi yang ingin diciptakan
5. Visi
biasanya dinyatakan dengan kalimat singkat
6. Visi
menjelaskan secara singkat institusi atau organisasi macam apa yang
diharapkan di masa depan
7. Visi
berfungsi sebagai arah pengembangan di masa depan.
Contoh visi laboratorium fisika:
Menjadikan
Laboratorium Fisika sebagai sarana siswa dan guru dalam proses pembelajaran
melalui praktikum/penelitian, untuk menghasilkan lulusan yang bermutu dan
berkompeten dalam bidang pendidikan fisika.
Misi (mission) adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang
sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat
ini. Misi lebih terkonsentrasi ke saat ini dan merupakan target-target yang
sifatnya lebih operasional, proses proses dalam organisasi, serta tingkat
kinerja yang diinginkan.
Pentingnya misi bagi sebuah
laboratorium:
1. Membantu
untuk lebih memfokuskan usaha pencapaian tujuan laboratorium
2. Membantu
mencegah terjadinya konflik dalam laboratorium
3. Memberikan
dasar bagi pengalokasian sumberdaya
4. Menetapkan
kerangka tanggung jawab dalam laboratorium
5. Sebagai
dasar bagi pengembangan tujuan laboratorium
Contoh misi
laboratorium fisika
1. Memberikan
pelayanan pendidikan kepada siswa dengan mutu setinggi mungkin.
2. Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium Fisika
secara kontinyu untuk meningkatkan layanan praktikum Fisika, baik dalam proses
pembelajaran maupun penelitian.
3. Meningkatkan
layanan laboratorium sebagai pusat kegiatan penunjang akademik/praktikum,
penelitian dan pengujian bidang pendidikan fisika.
ANALISIS
SWOT
Analisis SWOT adalah analisis
kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis
internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity)
dan tantangan (Threaths).
1.
Strength (kekuatan)
Faktor-faktor
kekuatan merupakan kompetensi khusus yang terdapat dalam laboratorium yang
berakibat pada pemilikan keunggulan kompetitif dan komparatif. Dikatakan
demikian karena laboratorium memiliki sumber daya manusia, keterampilan,
fasilitas laboratorium berupa peralatan dan ruangan yang memadai, dan
sebagainya yang membuat lebih kuat dari laboratorium lain atau unit usaha lain
yang sejenis.
2.
Weakness (kelemahan)
Faktor-faktor
kelemahan yang dimaksud adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber
daya manusia, keterampilan dan kemampuan, fasilitas laboratorium, dan
sebagainya yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja laboratorium
yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan tersebut
bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki dan yang tidak dimiliki,
kemampuan pengelolaan yang rendah, hasil riset yang rendah sehingga tidak
diminati oleh para pengguna, rendahnya keterampilan dalam memperkenalkan
potensi yang dimiliki laboratorium.
3.
Opportunity (peluang)
Yaitu analisis peluang, situasi
atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu laboratorium dan memberikan
peluang berkembang bagi laboratorium dimasa depan. Cara ini adalah untuk
mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu laboratorium bisa
berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4.
Threats (T)
Yaitu
analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi
oleh suatu laboratorium untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan pada suatu laboratorium yang menyebabkan kemunduran. Jika
tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu
laboratorium yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Ada dua macam pendekatan dalam
analisis SWOT, yaitu:
A.
Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT
sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua
paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua
kotak sebelah kiri adalah faktor
internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu
strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor
internal dan eksternal.
Keterangan:
Sel A:
Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan
peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat.
Sel B:
Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman
itu menjadi sebuah peluang.
Sel C:
Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi
dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada
situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat
dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan
keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan
organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D:
Damage Control Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan
B. Pendekatan
Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT
kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan
Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui
secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu:
1.
Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor
setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor
S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran
skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari
1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara
saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah
dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah
point faktor).
2.
Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3. Mencari posisi organisasi
yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan
sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini
menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi
bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
Faktor Eksternal
|
|
Strength (Kekuatan)
|
Opportunity (Peluang)
|
Sumber daya manusia memenuhi standar.
|
Upaya untuk mendapat bantuan alat dan
bahan laboratorium masih terbuka.
|
Bangunan laboratorium IPA masih baru.
|
Pengelolaan dan pengadministrasian
alat-alat praktikum lebih mudah.
|
Pengorganisasian Laboratorium IPA
sudah cukup baik.
|
Kesempatan
siswa untuk berprestasi dalam hal penelitian cukup besar.
|
Pengelolaan, pemeliharaan, dan
pendayagunaan laboratorium IPA sampai sejauh ini telah dilakukan dengan baik.
|
Pengembangan
laboratorium masih terbuka lebar.
|
Keberadaan Laboratorium IPA sudah dapat mancukupi
kebutuhan belajar siswa, namun masih perlu ditingkatkan lagi.
|
Kualitas
pengelolaan laboratorium akan semakin meningkat.
|
Monitoring Laboratorium IPA sudah
sesuai dengan standar.
|
|
Strategi Strength-Opportunity
1) Memanfaatkan
sumber daya manusia yang memenuhi standar dan adanya bangunan laboratorium
yang masih baru untuk
menangkap peluang dalam mendapatkan bantuan alat
laboratorium dan mengembangkan laboratorium (S1,2 ; O1,4).
2) Memanfaatkan
keberadaan laboratorium IPA dan sumber daya manusia yang memenuhi standar
untuk mendapatkan peluang agar siswa mampu berprestasi dalam hal penelitian
(S5,1 ; O3).
3) Memanfaatkan
sumber daya manusia yang memenuhi standar dan pengorganisasian laboratorium
yang sudah cukup baik serta pengelolaan, pemeliharaan dan pendayagunaan
laboratorium yang telah dilakukan dengan baik diharapkan mampu memperoleh
peluang agar kualitas pengelolaan laboratorium semakin meningkat (S1,3,4 ;
O5).
|
Faktor Eksternal
|
|
Strength (Kekuatan)
|
Threat (Ancaman)
|
Sumber daya manusia memenuhi standar.
|
Kegiatan
praktikum akan terganggu karena banyak alat yang rusak dan bahan kadaluarsa
|
Bangunan laboratorium IPA masih baru.
|
Terjadinya
ancaman pencemaran lingkungan di sekitar laboratorium karena belum memiliki
instalasai pengolahan limbah.
|
Pengorganisasian Laboratorium IPA
sudah cukup baik.
|
Lemahnya
tingkat keselamatan di laboratorium karena perlengkapan P3K belum punya.
|
Pengelolaan, pemeliharaan, dan
pendayagunaan laboratorium IPA sampai sejauh ini telah dilakukan dengan baik.
|
Lemahnya
tingkat keamanan di laboratorium karena belum dimilikinya alat pemadam
kebakaran maupun teralis.
|
Keberadaan Laboratorium IPA sudah dapat mancukupi
kebutuhan belajar siswa, namun masih perlu ditingkatkan lagi.
|
Kontrol
terhadap pengelolaan dan pengembangan laboratorium sulit dilakukan karena
administrasi laboratorium belum baik.
|
Monitoring Laboratorium IPA sudah
sesuai dengan standar.
|
|
Strategi
Strength-Threat
1) Memanfaatkan sumber
daya manusia yang memenuhi standar,
pengorganisasian laboratorium yang cukup baik merupakan kekuatan untuk memperkecil
ancaman kegiatan praktikum yang
akan terganggu (S1,3 ; T1).
2) Memanfaatkan sumber
daya manusia yang memenuhi standar,
pengelolaan, pemeliharaan dan pendayagunaan laboratorium IPA yang baik
merupakan kekuatan untuk
memperkecil ancaman berupa terjadinya pencemaran di sekitar
laboratorium (S1,4
; T2).
|
Faktor Eksternal
|
|
Weakness
(Kelemahan)
|
Opportunity (Peluang)
|
Peralatan
laboratorium banyak yang rusak.
|
Upaya
untuk mendapat bantuan alat dan bahan laboratorium masih terbuka.
|
Bahan kimia sudah kadaluarsa.
|
Pengelolaan
dan pengadministrasian alat-alat praktikum lebih mudah.
|
Belum memiliki tenaga laboratorium
(laboran dan teknisi)
|
Kesempatan
siswa untuk berprestasi dalam hal penelitian cukup besar
|
Belum
memiliki instalasi pengolahan limbah.
|
Pengembangan
laboratorium masih terbuka lebar.
|
Belum memiliki alat pengaman yang
memadai (pemadam, teralis).
|
Kualitas
pengelolaan laboratorium akan semakin meningkat.
|
Belum memiliki kotak P3K di ruang
laboratorium.
|
|
Sistem
administrasi laboratorium IPA belum baik.
|
|
Secara garis besar kondisi sarana dan
prasarana Laboratorium IPA masih belum memenuhi standar peraturan mentri
Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007.
|
|
Strategi
Weakness-Opportunity
1) Mengganti
peralatan laboratorium yang rusak dan bahan kimia yang kadaluarsa untuk
menangkap peluang agar siswa mampu berprestasi dalam hal penelitian (W1,2 ;
O3).
2) Mengangkat
tenaga laboratorium untuk
menangkap peluang pegelolaan dan pengadministrasian alat-alat
praktikum lebih mudah dan kualitas pengelolaan laboratorium semakin meningkat
(W3 : O2,5).
3) Adanya
peralatan laboratoriumm yang rusak dan bahan kimia yang kadaluarsa untuk
menangkap peluang mendapatkan bantuan alat dan bahan laboratorium (W1,2 ;
O1).
|
Faktor Eksternal
|
|
Weakness
(Kelemahan)
|
Threat (Ancaman)
|
Peralatan
laboratorium banyak yang rusak.
|
Kegiatan
praktikum akan terganggu karena banyak alat yang rusak dan bahan kadaluarsa.
|
Bahan kimia sudah kadaluarsa.
|
Terjadinya
ancaman pencemaran lingkungan di sekitar laboratorium karena belum memiliki
instalasai pengolahan limbah.
|
Belum memiliki tenaga laboratorium
(laboran dan teknisi).
|
Lemahnya
tingkat keselamatan di laboratorium karena perlengkapan P3K belum punya.
|
Belum
memiliki instalasi pengolahan limbah.
|
Lemahnya
tingkat keamanan di laboratorium karena belum dimilikinya alat pemadam
kebakaran maupun teralis.
|
Belum memiliki alat pengaman yang
memadai (pemadam, teralis).
|
Kontrol
terhadap pengelolaan dan pengembangan laboratorium sulit dilakukan karena
administrasi.
|
Belum
memiliki kotak P3K di ruang laboratorium.
|
|
Sistem
administrasi laboratorium IPA belum baik.
|
|
Secara
garis besar kondisi sarana dan prasarana Laboratorium IPA masih belum
memenuhi standar peraturan mentri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007.
|
|
Strategi
Weakness-Threat
1) Mengganti
peralatan laboratorium yang rusak dan bahan kimia yang kadaluarsa untuk
memperkecil ancaman kegiatan praktikum
yang akan terganggu (W1,2 ; T1).
2) Mengangkat
tenaga laboratorium dan mengganti peralatan laboratorium yang rusak dan bahan
kimia yang kadaluarsa untuk
memperkecil ancaman kegiatan praktikum yang akan terganggu
(W1,2,3 ; T1).
3) Membangun
instalasi pengolahan limbah untuk
memperkecil ancaman berupa terjadinya pencemaran di sekitar
laboratorium (W4 ; T2).
Menyediakan kotak P3K dan alat pemadam
serta memasang teralis untuk memperkecil ancaman lemahnya tingkat keselamatan
dan keamanan di laboratorium IPA (W5,6 ; T3,4).
|
RENCANA STRATEGIS
LABORATORIUM
Peran penting suatu laboratorium sebagai sarana
belajar mengeksplorasi pengetahuan yang didapatkan melalui kegiatan eksperimen.
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan bagi siswa. Bahkan sebenarnya laboratorium memiliki multifungsi
untuk tercapainya kompetensi ilmiah bagi siswa. Laboratorium sangat diperlukan
untuk mendukung keefektifan pelaksanaan proses pembelajaran dalam hal ini
sebagai sarana belajar, sebagai media, serta sekaligus sebagai sumber
belajar. Selain itu, laboratorium juga dapat didayagunakan secara lebih luas untuk
melakukan eksplorasi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui kegiatan
penelitian.
Agar kesinambungan dan daya guna laboratorium
dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola secara baik. Dalam
kenyataannya, berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum
dan Inspektorat Jenderal diperoleh informasi bahwa masih banyak laboratorium
sekolah yang belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Bahkan pengelolaan dan
pemanfaatannya sebagai sumber belajar belum optimal atau ada yang belum
digunakan sama sekali, serta masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan
fasisilitas laboratorium. Sehingga hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan
praktikum di sekolah .
Kurangnya perhatian pengelolaan laboratorium,
baik pemenuhan alat dan bahan praktik menyebabkan minimnya pengetahuan siswa
tentang pelajaran yang diterima dalam kelas. Siswa hanya sebatas mengetahui
teori, tanpa mengerti praktik secara ilmiah. Pada dasarnya pengelolaan
laboratorium merupakan tanggungjawab bersama, baik pengelola maupun pengguna.
Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa
terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.
Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu
tetap berfungsi sebagaimana mestinya sehingga diperlukan usaha dari pihak
terkait untuk memberdayakan dan mengaktifkan kembali fungsi laboratorium secara
optimal di sekolah-sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan.
Untuk pengembangan pengelolaan
laboratorium memerlukan strategi yang tepat yang tertuang dalam rencana
strategis (renstra). Rencana Strategis adalah sebuah rencana yang harus
dimiliki sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan. Ada yang berjangka pendek ataupun yang jangka
panjang, atau dengan kata lain rencana strategis merupakan suatu perencanaan atau program
kerja yang disusun untuk mengelola laboratorium agar fungsi laboratorium bisa
terwujud, baik dari sisi sarana prasarana maupun kemanfaatan bagi peserta
didik.
Langkah-langkah pengembangan
pengelolaan laboratorium di sekolah sebagai berikut.
Pertama,
potensi dan masalah. Pada bagian ini mengidentifikasi mengenai potensi atau
kekuatan sekolah dan kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh sekolah.
Kedua,
mengumpulkan informasi. Setelah potensi dan masalah yang dimiliki sekolah
diketahui, selanjutnya dilakukan pengumpulan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk dalam bentuk draf rencana
strategis yang diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan pengelolaan laboratorium
di sekolah. Dalam pengumpulan informasi dilakukan analisis SWOT untuk
mengidentifîkasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman untuk strategi
pengembangan pengelolaan laboratorium yang berdasarkan pada hasil FGD.
Ketiga, desain produk. Desain produk dikembangkan dari hasil analisis SWOT
yang dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan
faktor eksternal sekolah guna merumuskan dan menyusun strategi-strategi agresif yang
digunakan untuk mengembangkan pengelolaan laboratorium di sekolah.
Keempat, validasi desain produk dan perbaikan desain produk. Produk berupa
rencana strategis yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pakar. Dari hasil
validasi digunakan perbaikan desain produk, kemudian desain produk yang sudah
diperbaiki dikoordinasikan dengan kepala sekolah untuk dilakukan pembahasan
mendalam bersama seluruh warga sekolah.
Jika semua sepakat, maka rencana akan diuji cobakan,
sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dan keefektifan dari strategi
yang sudah dibuat. Umpan balik dari lapangan selanjutnya akan digunakan sebagai
kajian lebih lanjut, sehingga produk benar-benar dapat dilaksanakan dan mampu
memberikan solusi permasalahan di lapangan.Dengan rencana strategis tidak hanya
dipikirkan alat-alat dan bahan-bahan apa ynag dibutuhkan oleh laboratorium,
tetapi bagaimana laboratorium yang ada dapat berfungsi memenuhi kebutuhan dan
harapan pengguna laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Amien, Moh. (1988). Buku
Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan
IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Freddy Rangkuti, 2004, Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Jakarta
Hadiat. 1984. Pedoman Pengelolaan
Laboratorium IPA. Jakarta : Depdikbud.
Nyeneng,I Dewa
Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan
Laboratorium IPA.Bandarlampung:UniversitasLampung.
Kancono . 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit Penerbitan FKIP UNIB.
Kancono . 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit Penerbitan FKIP UNIB.
Richard L. Daft, 2010, Era Baru Manajemen,Edward Tanujaya,Edisi 9,Salemba Empat
Soemardjo, dan Sumardjito.(1996).
Aturan Perundangan Bangunan dan Sarana/Prasarana
Sekolah.Makalah, FPTK IKIP Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar