Belajar, Jenis-jenis Belajar, dan Teori Belajar
Belajar
Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik.
Apakah
belajar itu sebenarnya? Samakah belajar
dengan menghafal, pengumpulan fakta, dan studi?
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap oran mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.
A.
Pengertian
Belajar
Menurut
pengertian secara psikologis,
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:
1. Perubahan
terjadi secara sadar
2. Perubahan
dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3. Perubahan
alam belajar bersifat positif dan aktif
4. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara
5. Perubahan
dalam belajar bertujuan dan terarah
6. Perubahan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
B.
Jenis-jenis
Belajar
1. Belajar
bagian (part learning, fractioned
learning)
Individu memecah
seluruh materi pelajaran (yang bersifat luas) menjadi bagian-bagian yang satu
sama lain berdiri sendiri. Contoh: mempelajari sajak atau silat.
2. Belajar
dengan wawasan (learning by insight)
Menurut pendapat G.A.
Miller, wawasan merupakan kreasi dari “rencana penyelesaian” (meta program)
yang mengontrol rencana-rencana subordinari lain (pola tingkah laku) yang telah
terbentuk.
3. Belajar
Diskriminatif (Discriminatif learning)
Diartikan sebagai suatu
usaha untuk memilih beberapa sifat situasi atau stimulus dan kemudian
menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
4. Belajar
global/keseluruhan (Global Whole
learning)
Bahan pelajaran
dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelaja menguasainya. Metode ini
sering juga disebut metode Gestalt.
5. Belajar
insidental (Incendital learning)
Pada individu tidak ada
sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar disebut insidental bila tidak ada
instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar
yang akan diujikan kelak.
6. Belajar
instrumental (Instrumental leraning)
Individu diberi hadiah
bila ia bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki, sebaliknya
ia dihukum bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai dengan yang
dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah laku tertentu.
7. Belajar
intensional (Intensional leraning)
Belajar dalam arah
tujuan, lawan dari belajar insidental.
8. Belajar
laten (Laten learning)
Perubahan-perubahan
tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.
9. Belajar
mental (mental learning)
Perubahan tingkah laku
yang terjadi tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses
kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Belajar mental merupakan belajar
dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan
gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.
10. Belajar
Produktif (Productive learning)
R.Berguis (1964)
memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang
maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah
laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu
mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke
situasi lain.
11. Belajar
Verbal (verbal learning)
Belajar mengenai materi
verbal dengan melalui latihan dan ingatan.
C.
Teori-teori
Belajar
1.
Teori
Gestalt
Dalam belajar yang
penting ialah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat
untuk memecahan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi
hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
Prinsip belajar menurut
teori Gestalt:
a) belajar
berdasarkan keseluruhan
b) belajar
adalah suatu proses perkembangan
c) Siswa
sebagai organisme keseluruhan
d) Terjadi
transfer
e) Belajar
adalah reoganisasi pengalaman
f) belajar
harus dengan Insight
g) Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat dan keinginan dan tujuan siswa.
h) Belajar
berlangsung terus-menerus.
2.
Teori
J.Bruner
Menurut Bruner, belajar
tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum
sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan
mudah. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap
siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Dalam lingkungan ada
banyak hal yang dapat ipelajari siswa, yakni:
a) enactive : seperti belajar naik sepeda, yang
harus didahului dengan
bermacam-macam keterampilan motorik.
bermacam-macam keterampilan motorik.
b) iconic : seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar,
mengingat dimana
bukunya diletakkan.
bukunya diletakkan.
c) symbolic : seperti menggunakan kata-kata,
menggunakan formula.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan guru dalam belajar:
1) mengusahakan
agar setiap siswa berpartisipasi aktif, meningkatkan minat siswa, membimbing
siswa untuk mencapai tujuan;
2) menganalisis
struktur materi yang akan diajarkan dan menyajikannya secara sederhana;
3) menganalisis
sequence;
4) memberi
reinforcement dan umpan balik.
3.
Teori
Piaget
Pendapat Piaget
mengenai perkembangan proses belajar anak:
a) Anak
mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga memerlukan
pelayanan tersendiri dalam belajar.
b) Perkembangan
mental anak melalui tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama pada setiap
anak.
c) Jangka
waktu setiap tahapan perkembangan atau berlatih tidaklah selalu sama pada
setiap anak.
d) Perkembangan
mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: kemasakan; pengalaman; interaksi
sosial; equilibratition.
e) Ada
3 tahap perkembangan yaitu: berpikir secara intuitif ± 4 tahun; beroperasi
secara konkret ± 7 tahun; beroperasi secara ± 11 tahun.
4.
Teori
R.Gagne
Gagne memberikan dua
definisi belajar yaitu:
a. Belajar
ialah suatu proses untuk meperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;
b. Belajar
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Tugas
pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan “sosialisasi” dengan anak lain,
atau orang dewasa, tanpa pertentangan bahkan untuk membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu.
Tugas
kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol yang menyatakan keadaan
sekelilingnya, seperti: gambar, huruf, angka, diagram, dsb.
Gagne
mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi
menjadi 5 kategori (The domains of
learning) yaitu:
1) Keterampilan
motoris
2) Informasi
verbal
3) Kemampuan
Intelektual
4) Strategi
Kognitif
5) Sikap
5.
Purposeful Learning
Purposeful
Leraning ialah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk
mencapai tujuan dan yang:
a) dilakukan
siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain;
b) dilakukan
siswa dengan bimbinga oran lain di dalam situasi belajar-mengajar di sekolah.
Urutan
Purposeful Leraning tanpa bimbingan:
1) Memperhatikan
situasi belajar
2) Menetapkan
tujuan
3) Mengadakan
usaha-usaha pendahuluan yang mencakup berpikir produktif dalam hubungan dengan
tugas-tugas kognitif, psikomotor, dan afektif.
4) Latihan
untuk memperoleh kecakapan dan untuk mencapai tujuan.
5) Mengevaluasi
tingkah laku sendiri
6) Jika
mencapai tujuan maka akan mengalami kepuasan menggunakan pengetahuan dan
kecakapan yang lebih tinggi tingkatanyya di dalam situasi lain.
Jika Tidak mencapai tujuan maka harus mengubah tujuan, mengubah respon, atau mengundurkan diri.
Jika Tidak mencapai tujuan maka harus mengubah tujuan, mengubah respon, atau mengundurkan diri.
Tingkat-tingkat
belajar-bertujuan dengan bimbingan
a) Aktivitas
Siswa
1) Memperhatikan
situasi belajar
2) Menetapkan
tujuan
3) Mengadakan
usaha dalam bidang kognitif, psikomotorik, dan afektif
4) Latihan
atau praktek untuk memperoleh kecakapan dan untuk mencapai tujuan.
5) Menilai
tingkah laku sendiri
6) Mencapai
tujuan
7) Memperoleh
kepuasan
b) Aktivitas
Guru
1) Memanipulasi
materi, kegiatan, dan unsur dalam situasi untuk menjamin dan menguasai
perhatian siswa.
2) Membantu
siswa menetapkan tujuan.
3) Menyediakkan
sumber ajar.
4) Mengatur
latihan, studi, diskusi, laboratorium, dan kegiatan lain; Memberi semangat pada
siswa; Memberi bimbingan dalam memperoleh pengetahuan.
5) Menilai
kemajuan siswa, membetulkan kesalahan, memperkuat apa yang telah baik dengan
memuji; memberikan kesempatan untuk mengadakan review dan latihan tambahan bila
perlu
6) Mengadakan
evaluasi.
7) Menciptakan
kondisi yang menungkinkan penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan.
6.
Belajar
dengan Jalan Mengamati dan Meniru
a) Model
yang ditiru dapat digolongkan menjadi:
1) Kehidupan
yang nyata dari orang tua, guru, dan
orang sekitar.
2) Simbolik
yang didapat secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar.
3) Representasional
melalui alat-alat audiovisual terutama televisi dan radio.
b) Pengaruh
Meniru
1) Modelling effect : Model harus menunjukkan tingkah laku yang
baru bagi siswa tetapi tetap dapat dilakukan oleh siswa tersebut.
2) Disinhibitory effect : seorang siswa dapat memperlemah
atau memperkuat respon terlarang yang dimiliki. Pada umumnya, tingkah laku
agresif tidak dibenarkan.
3) Eliciting effect : Siswa menghubungkan
tingkah laku dari model dengan respon yang telah dimilikinya.
c) Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi Peniruan
1) Konsekuensi
dari respon yang dilakukan
2) Sifar-sifat
siswa
Ciri siswa yang suka
meniru:
-
mempunya
rasa kurang harga diri
-
kurang kemampuannya.
-
mempunyai sifat yang sama seperti model
d) Melupakan
Respon yang Ditiru
Cara meniadakan respon:
-
tidak memberi hadiah atas suatu respon
-
menghilangkan penguat yang positif
-
menggunakan perangsang yang tak
menyenangkan misalnya hukuman
-
belajar berkondisi
e) Penerapannya
di Sekolah
1) Tingkah
laku sosial dapat dipelajari dengan jalan mengamati dan meniru. Sekolah
memiliki peranan penting dan mengembangkan tingkah laku sosial siswa.
2) Tingkah
laku psikomotor dapat juga dipelajari dengan jalan mengamati dan meniru,
misalnya menulis.
3) Perkembangan
keterampilan vokal misalnya berbicara dan menyanyi dapat dibantu dengan model.
Sumber:
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar