Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Selama
beberapa dekade terakhir, proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centered) sedang diupayakan untuk diubah menjadi proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang berpusat pada siswa
memberi kebebasan kepada siswa untuk aktif belajar dan terlibat langsung dalam
proses pembelajaran (Sulcha dkk, 2013:1).
Model
inkuiri ini dipandang sebagai model pembelajaran yang bersifat interdisipliner
yang berfungsi untuk membiasakan siswa mempelajari dan memecahkan masalah,
berpikir kritis, dan berasumsi, serta bertanggung jawab dalam mencapai
pemahaman secara mandiri. Sementara itu Hamalik (dalam Putra, 2013:88),
menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat
pada siswa (student-centered-strategy);
kelompok siswa inkuri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok
yang digariskan secara jelas.
Model
pembelajaran inkuiri dikelompokkan menjadi tiga type yaitu inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), inkuiri bebas (Free Inquiry), dan inkuiri termodifikasi
(Modified Inquiry). Pembelajaran
dimulai dengan adanya masalah, sehingga peserta didik berkesempatan untuk
membahas dan menganalisis masalah yang berujung pada penemuan prinsip konsep
atau teori.
Inovasi
model pembelajaran inkuiri yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Inkuiri terbimbing (Guided inquiry),
yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru
menyedikan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik
(Fathurrohman, 2015). Inkuiri jenis ini cocok untuk digunakan bagi peserta
didik yang belum berpengalaman belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
dapat diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip
mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
Dalam
pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada
peserta didik. Dalam pembelajaran guru tidak melepas begitu saja kegiatan
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada peserta didik dalam melakuakn kegiatan–kegiatan. Dengan
demikian peserta didik yang berpikir lambat mampu mengikuti kegiatan–kegiatan
yang sedang dilaksanakan. (Fathurrohman, 2013).
Menurut
Hamiyah dan Jauhar (2014:190) pendekatan guided
inqiry merupakan pendekatan dimana pada tahap awal guru memberikan
bimbingan, pada tahap berikutnya bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa
mampu melakukan proses inquiry secara
mandiri. Siswa juga akan dihadapan pada tugas-tugas yang relevan untuk
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan secara mandiri.
Dalam
penyelesaian masalah dapat digunakan metode Decision
making yang merupakan bentuk penyelesaian masalah yang paling umum dalam
kehidupan kita sehari-hari. Dasarnya, decision making melibatkan pilihan 1
atau lebih penggunaan atau pilihan yg memuaskan
dari satu set besar pilihan. Adapun poin aktivitas pembelajaran yang
harus dilalui atau dipahami siswa dari jenis masalah decision making ini adalah:
(1)
Mengidentifikasi manfaat dan keterbatasan,
(2)
Pilihan pembobotan/ Menekankan pilihan dan
(3)
Memilih alternatif dan membenarkan.
Kemampuan
kognitif yang dapat dilihat dari siswa untuk jenis masalah decision making adalah causal,
argumentation, modeling, mental simulation (scenario construction).
Seseorang membangun penjelasan sebab akibat yang terdiri dari bukti kasus yang
telah terorganisasi sebab akibatnya, pengetahuan dunia peristiwa serupa, dan
pengetahuan struktur sebab akibat. Selanjutya mereka membentuk solusi yang
potensial. Akhirnya, mereka mencocokkan beberapa alternatif solusi untuk
memperlihatkan bukti dan memilih solusi yang mendekati kecocokannya dengan
model sebab akibat mereka (Jonassen, 2011).
Kelebihan
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing menurut Ibrahim (2010) adalah:
a)
Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga
membuat inferensi atau genenrasai.
b)
Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian
menyusun generasi yang sesuai.
c)
Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian,data,materi
dan berperan sebagai pemimpin kelas.
d)
Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi
di dalam kelas.
e)
Kelas di harapkan berfungsi sebangai laboratorium pembelajaran.
f)
Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa.
g)
Guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya
sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
Referensi:
2. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Hasil Belajar Fisika Di Kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Komentar
Posting Komentar