Perkembangan Emosi pada Remaja
PERKEMBANGAN EMOSI
Kita sering mendefinisikan emosi sebagai sesuatu yang berbau amarah. Namun sebenarnya amarah adalah bagian dari emosi. Yuk kita pahami apa itu emosi yang sebenarnya!
Definisi Emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau perholakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan (feelings) aalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif.
Bentuk-bentuk Emosi
Daniel Goleman (2005) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu :
- Amarah, meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
- Kesedihan,meliputi peih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
- Rasa takut, meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan fobia.
- Kenikmatan, meliputi bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, terpesona, rasa terpenuhi, girang, dan mania.
- Cinta, meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
- Terkejut, meliputi terkesiap, takjub, terpana.
- Jengkel, meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah.
- Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesalm hina, aib, dan hati hancur lebur.
Hubungan antar Emosi dan Tingkah
Laku
Menurut Daniel Golman (2005) emosi
memainkan peranan penting dalam pola berpikir maupun tingkah laku individu,
yakni:
1.
Respons
yang Cepat Tetapi Ceroboh
Pikiran
emosional jauh lebih cepat daripada pikiran rasional, pemikiran emosional
langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan apapun yang akan
dilakukannya. Karena itu, sikap hati-hati dalam berpikir dikesampingkan
sehingga tidak jarang menjadi ceroboh. Misalnya, ketika kita sedang sangat
takut dan terkejut melihat binatang yang ditakuti, maka kita mampu melompati
parit yang menurut pikiran rasional tidak dapat dilewati.
2.
Mendahulukan
Perasaan Baru Kemudian Pikiran
Dalam urutan
respons yang cepat, perasaan mendahului atau minimal berjalan serempak dengan
pikiran.Namun, di sisi lain ada juga emosional jenis lambat yang lebih dahulu
melakukan penggodogan dalam pikiran sebelum mengalirkannya ke dalam perasaan.
3.
Memperlakukan
Realitas sebagai Realitas Simbolik
Ajaran
orang-orang bijak dengan cepat mudah dimengerti, dihayati, dan kemudian
diterima oleh para pengikutnya melalui bahasa emosi dengan mengajar melalui
perumpamaan, fabel, ibarat, dan kisah-kisah yang menyentuh perasaan.
4.
Masa
Lampau Diposisikan sebagai Masa Sekarang
Apabila terdapat
sejumlah ciri suatu peristiwa pada masa sekarang yang mengingatkan kepada
kejadian masa lampau maka pikiran emosional bereaksi terhadap keadaan tersebut
seolah-olah kejadian itu berada di masa lampau, meskipun sebenarnya tidak lagi
menimbulkan ancaman atau dampak yang sama.
5.
Realitas
yang Ditentukan Oleh Keadaan
Cara seseorang
berpikir dan bertindak pada saat merasa senang akan sangat berbeda dengan
perilakunya ketika sedang berada pada keadaan sedih, marah, atau takut.
Karakteristik
Perkembangan Emosi Remaja
Secara garis besar, masa remaja dapat
dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
1.
Periode
Pra-remaja
Gejala antara
remaja putra dan putri hampir sama. Perubahan fisik disertai kepekaan terhadap
rangsang dari luar dengan respons yang biasanya berlebihan sehingga mereka
mudah tersinggung, dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan
meledak-ledak.
2.
Periode
Remaja Awal
Akibat perubahan
fisik yang tampak jelas, tidak jarang remaja cenderung menyendiri sehingga merasa
terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang
yang mempedulikannya. Kontrol diri bertambah sulit dan cepat marah dengan cara
yang kurag wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
3.
Periode
Remaja Tengah
Remaja sering
kali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik,
dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika
orang tua atau orang dewasa menunjukkan perilaku yang tidak konsisten dengan
nilai-nilai yang dipaksakannya itu.
4.
Periode
Remaja Akhir
Remaja mulai
memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran,
sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Interaksi dengan orang tua juga
berjalan lancar karena mereka sudah semakin memiliki kebebasan yang relatif
terkendali serta emosinyapun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin
jelas dan mulai mampu mengambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya
secara lebih bijaksana meskipun belum secara penuh.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
1.
Perubahan
Jasmani
Tidak setiap
remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh yang tidak seimbang, lebih-lebih
jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh
jerawat.
2.
Perubahan
Pola Interaksi dengan Orang Tua
Perbedaan pola
interaksi orang tua dapat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja. Cara
pemberian hukuman seperti memukul pada saat masih anak-anak dapat menimbulkan
pemberontakan terhadap orang tua yang menunjukkan bahwa mereka dalam keadaan
konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua.
3.
Perubahan
Interaksi dengan Teman Sebaya
Interaksi antara
anggota kelompok baisanya sangat intens serta memiliki solidaritas yang sangat
tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk “gang” diusahakan terjadi hanya pada
masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan positif, usahakan dapat
menghindarkan “gang” ketika memasuki remaja tengah atau akhir untuk menghindari
perbuatan negatif. Faktor yang sering mendatangkan masalah emosi adalah
hubungan cinta dengan teman lawan jenis.
4.
Perubahan
Pandangan Luar
a. Sikap
dunia luar terhaap remaja sering tidak konsisten.
b. Dunia
luar masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan
perempuan.
c. Seringkali
kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab
yaitu dengan cara melibatkan remaja ke dalam kegiatan amoral.
5.
Perubahan
Interaksi dengan Sekolah
Guru menjadi
tokoh penting dalam kehidupan remaja di sekolah. Tidak jarang anak-anak lebih
percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru ketimbang kepada orang
tuanya. Posisi semacam ini sangat strategis bagi guru jdalam pengembangan emosi
anak melalui penyampaian nilai-nilai luhur, positif, dan konstruktif.
Upaya
Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Menurut Grant Consortium :
1.
Pengembangan
Keterampilan Emosional, melalui:
a.
Mengidentifikasi
dan memberi label perasaan
b.
Mengungkapkan
Perasaan
c.
Menilai
intensitas perasaan
d.
Menunda
pemuasan
e.
Mengendalikan
dorongan hati
f.
Mengelola
Perasaan
g.
Mengurangi
stress
h.
Memahami
perbedaan antara perasaan dan tindakan
2.
Pengembangan
Keterampilan Kognitif, melalui:
a.
Belajar
melakukan dialog batin dalam mengatasi suatu masalah.
b.
Belajar
membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial.
c. Belajar
menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
d.
Belajar
memahami sudut pandang orang lain.
e.
Belajar
memahami sopan santun.
f.
Belajar
bersikap positif terhadap kehidupan.
g.
Belajar
mengembangkan kesadaran diri.
3.
Pengembangan
Keterampilan Perilaku
a.
Belajar
keterampilan komunikasi non-verbal, misalnya berkomunikasi melalui hubungan
pandangan mata, ekspresi wajah, gerka-gerik, posisi tubuh, dsb.
b.
Belajar
keterampilan komukiasi verbal, misalnya: mengajukan permintaan dengan jelas,
mendeskripsikan sesuatu kepada orang lain dengan jelas, menanggapi kritiksecara
efektif, menolak pengaruh negatif, mendengarkan orang lain, ikut serta dalam
kelompok-kelompok kegiatan positif yang banyak menggunakan komunikasi verbal.
Komentar
Posting Komentar